1. Definisi/Faktor Pendukung
EHP dapat menyebar secara langsung melalui kanibalisme. Penyebaran secara kanibalisme tidak memicu adanya WFS (White faeces Syndrom) meskipun EHP dapat ditemukan pada udang terinfeksi WFS. Kemungkinannya adalah EHP sebagai faktor pemicu timbulnya WFD [1]. Hewan yang terinfeksi dapat melepaskan spora ke lingkungan melalui dekomposisi hewan yang mati, kanibalisme, dll. Sel hepatopankreas dan sel epitel yang terinfeksi secara umum mengalami peluruhan dan hancur dalam sistem pencernaan, mengakibatkan spora dilepaskan bersama feses yang kemudian berdiam selama beberapa saat tergantung kondisi lingkungan [11]. EHP juga dapat dijumpai pada udang yang terinfeksi WSSV [3].
Penularan EHP terjadi secara horizontal [3]. Polychaeta dan moluska dapat terdeteksi positif parasite ini, namun tidak diketahui apakah keduanya dapat bertindak sebagai karier. Artemia yang dibekukan juga pernah terdeteksi positif parasite ini [1]. Kepiting dapat menjadi sumber penularan bagi udang [2]. Berbeda dengan microsporidia lain seperti Ameson (Nosema), Agmasoma (=Thelohania) Pleistophora (=Plistophora), penularan EHP tidak membutuhkan hospes intermedier [11]. Hal ini didukung dengan hasil dari studi Tang et al (2016) yang menyatakan bahwa penularan EHP dapat terjadi secara langsung baik melalui per os ataupun kohabitasi.
Penularan secara vertikal microsporidia pernah dilaporkan pada beberapa crustacea seperti Cragonyx sp (aphipoda air tanahh), melalui ingesti gonad. Oleh karena itu kemungkinan penularan secara vertikal EHP dapat menjadi sebuah kemungkinan [11]. Hingga saat ini belum diketahui prevalensi dari EHP. Studi dari Central Institute of Brackishwater Aquaculture (CIBA) mengindikasikan kejadian EHP sekitar 15,6% dari 100 pembudidaya. Sekitar 16% nya terdeteksi mengalami perlambatan pertumbuhan dan sebesar 50% mengalami sindrom berak putih [11]. Mortalitas yang disebabkan oleh EHP cukup bervariasi, laporan dari pembudidaya menunjukkan sebanyak 1-2% mortalitas harian [15].
Stressor lingkungan dan atau patogen mungkin dapat mengubah homeostatic fisiologis ketahanan udang sehingga microsporidia dapat bereplikasi tanpa batasan [8]
Tidak ada gejala klinis menciri kecuali perlambatan pertumbuhan [1]. Infeksi parasite ini juga banyak dikaitkan dengan sindrom berak putih (WFD- white faeces disease) [7]. Pada sampel udang windu yang diamati oleh Anderson et al (1988), udang menghitam, berukuran kecil, letargi, tanpa ada lesi secara makroskopis.
Pencegahan EHP pada tahap pembenihan dan pembesaran adalah tidak pernah menggunakan hewan tangkapan atau hewan hidup (Polychaeta, kerang,dll) sebagai pakan untuk indukan. Apabila tetap menggunakan, pakan harus dibekukan atau dipasteurisasi (pemanasan suhu 70oC selama 10 menit). Radiasi gamma juga dapat digunakan dengan pakan beku [1, 5]. Pada hatcheri, EHP dapat diduga dari post larva yang mengalami perlambatan pertumbuhan.Fasilitas baik pembenihan maupun pembesaran harus bersih. Hal itu dapat dilakukan dengan memindahkan udang dari hatcheri kemudian dengan 2,5% larutan sodium hidroksida (25gms NaOH/L air) dibersihkan dan dibilas setelah 3 jam. Perlakuan ini juga dilakukan untuk peralatan, filter, tandon, dan pipa. Setelah perlakuan dengan NaOH hatcheri didiamkan selama 7 hari dan dibilas dengan acidified chlorine (200ppm larutan klorin pH <4,5). Indukan ada baiknya untuk dicek untuk EHP [5].
Di tambak, terdapat dua hal yang harus diperhatikan untuk mengontrol EHP. Pertama adalah menggunakan benih bebas EHP. Dan yang kedua adalah persiapan tambak dengan baik, terutama pada tambak yang pernah mengalami kasus EHP. Spora EHP memiliki dinding yang tebal dan tidak mudah diinaktivasi. Bahkan klorin dosis tinggi juga tidak efektif. Pada tambak dengan dasar tanah dapat menggunakan CaO 6 ton/ha di sedimen yang telah kering (10-12cm) kemudian dibasahi untuk mengaktifkan kapur. Kondisi tersebut didiamkan selama 1 minggu sebelum dikeringkan atau dilakukan pengisian. Pasca pengapuran, pH akan naik menjadi 12 atau lebih selama beberapa hari dan kembali ke normal [5]. Karena EHP merupakan parasit yang membentuk spora, disinfeksi air dan identifikasi karier potensial dapat menjadi pertimbangan penting [13]
Referensi
1. Thitamadee, S., Anuphap Prachumwat, Jiraporn Srisala, Pattana Jaroenlak, Paul Vinu Salachan, Kallaya Sritunyalucksana, Timothy W. Flegel, Ornchuma Itsathitphaisarn. 2015. Review of Current Disease Threats for Cultivated Penaeid Shrimp in Asia. doi: 10.1016/j.aquaculture.2015.10.028
2. Chiyansuvata, P., Chatangsi, C., M Chutmongkonkul, J Tangtrongpiros, N Chansue. 2015. Molucular Biological screening of Enterocytozoon hepatopenaei in Aquatic Macro Fauna in Pacific White Shrimp(l. vannamei) Pond. [Proceedings] 14th Chulalongkorn University Veterinary Science
3. Anonim. Disease of Crustaceans – Hepatopancreaic Microsporidiasis caused by Enterocytozoon hepatopenaei (EHP). NACA
4.Tangprasittipap, A., Jirapom Srisala, Saisunee Chouwdee, Montagan Somboob, Niti Chuchird, Chalor Limsuwan, Thinnarat Srisuvan, Timothy W Flegel, Kallaya Sritunyalucksana. 2013. The Microsporidian Enterocytozoon hepatopenaei is Not The Cause of White Faeces Syndrom in White Leg Shrimp Penaeus (Litopenaeus) vannamei. BMC Veterinary research 2013 9:139
5. Sritunyalacsana, K., Piyachat Sanguanrut, Paul Vinu Salachan, Siripong Thitamadee, Timothy W Flegel. Urgent Appeal to Control Spread of The Shrimp Microsporidian Parasite Enterocytozoon hepatopenaei (EHP).
6. Rajendran, K.V., Saloni Shivam, P.Ezhil Praveena, J. Joseph Sahaya Rajan, T. Sathish Kumar, Satheesha Avunje, V. Jagadeesan, S.V.A.N.V. Prasad Babu, Ashish Pande, A. Navaneeth Krishnan, S.V. Alavandi, K.K.Vijayan.2016. Emergence of Enterocytozoon hepatopenaei (EHP) in farmed Penaeus (Litopenaeus) vannamei in India. Aquaculture (2016), doi: 10.1016/j.aquaculture.2015.12.034
7. Jit Hendran, K.P., P Ezhil Praveena, T Bhuvanesvar, J Joseph Sahaya Rajan, V Jagadeesan, A Navaneeth Krishnan. 2015. An improved microscopic method for the diagnosis of Enterocytozoon hepatopenaei in shrimp farms. CIBA
8. Anderson, I.G., M. Shariff, G. Nash. 1989. A Hepatopancreatic Microsporidian in Pond-Reared Tiger Shrimp, Penaeus monodon, from Malaysi. Journal of Invertebrate Pathology 53, (278-280)
9. Anonim. EHP Parasite Threatens Shrimp Farm. Fis.com
10. Santhoshkumar, S., S Sivakumar, S Vimal, S Abdul Majeed, G Taju, P Haribabu, A Uma, A S Sahul Hameed. 2016. Biochemical changes and tissue distribution of Enterocytozoon hepatopenaei (EHP) in naturally and experimentally EHP-infected whiteleg shrimp, Litopenaeu vannamei (Boone, 1931), in India. Journal of Fish Disease 2016 doi:10.1111/jfd.12530
11.Otta, S.K. P.K. Patil, K.P. Jithendran, K.V. Rajendran, S.V. Alavandi, K.K. Vijayan. 2016. Managing Enterocytozoon hepatopenaei (EHP), microsporidial infections in vannamei shrimp farming: An Advisory. CIBA e-publication No.29; January 2016
12.Tourtip, S., Somjai Wongtripop, Grant D. Stentiford, Kelly S. Bateman, Siriporn Sriurairatana, Jittipan Chavadej, Kallaya Sritunyalucksana, Boonsirm Withyachumnarnkul. 2009. Enterocytozoon hepatopenaei sp. nov. (Microsporida: Enterocytozoonidae), a parasite of the black tiger shrimp Penaeus monodon (Decapoda: Penaeidae) Fine structure and phylogenetic relationships. Journal of Invertebrate Pathology 102 (2009) 21–29, doi:10.1016/j.jip.2009.06.004
13. Biju, N., Sathiyaraj, G., Raj, M., Venu Shanmugam, Babu Baskaran, Umamaheswari Govindan, Gayathri Kumaresan, Karthrick Kannan Kasthuriraju, Thampi Sam Raj Yohannan Chellamma. 2016. High Prevalence Of Enterocytozoon hepatopenaei in Shrimp Penaeus monodon and Littopenaeus vannamei Sampled From Slow Growth Ponds in India. Disease of Aquatic Organisms Vol 120: 225-230 doi:10.3354/dao03036
14 Tang, KFJ., Han, J E., Aranguren, L.F., Brenda White-Noble, Margeaux M Schmidt, Pathrapol Piamsomboon, Eris Risdiana, Bambang Hanggono. 2016. Densa Populations of The Microsporidian Enterocytozoon hepatopenaei (EHP) in Feces of Penaeus vannamei Exhibiting White Faeces Syndrome and Pathways of Their Transmission to Healthy Shrimp. journal of Invertebrate pathology 140(2016) 1-7
15 Tang, KFJ., Pantoja, CR., Rita M Redman., Jee Eun Han, Loc H Tran., Donald V Lightner. 2015. Development of in Situ Hybridization and PCR Assay for The Detection of Enterocytozoon hepatopenaei (EHP), a Microsporidian Parasite Infecting Penaeid Shrimp. Journal of Invertebrate Pathology 130 (2015) 37-41
0 komentar:
Posting Komentar