Kamis, 13 April 2023

Gyrodactyliasis

  1. Definisi/Faktor Pendukung

Gyrodactylus.sp [1] Gyrodactylus salaris [7]. Cacing monogenean dengan panjang 0,5-0,8mm [2]. Cacing ini melekatkan diri dengan haptor yang dilengkapi dengan 2 jangkar (anchor) dan 16 kait tepi (marginal hook). Bersifat hermafrodit [3]. Gyrodactylus tidak memiliki bintik mata dan pada ujung kepalanya terdapat dua tonjolan [4]. Embrio parasite dapat terlihat di dalam uterus [6]. Spesies ikan, malnutrisi, bahan organik yang tinggi, fluktuasi kualitas air terutama suhu [4].

 2. Gejala Klinis

Pernafasan meningkat dan produksi lendir berlebih [1]. Gyrodactylus memakan kulit dan mukus serta menyebabkan iritasi [9]. Warna kulit ikan menjadi semakin pucat. Bercak merah dan hitam terkadang terlihat pada permukaan tubuh. Infeksi berat menyebabkan respirasi dan osmoregulasi terganggu dan sisik lepas. Terlepasnya sisik akan menyebabkan masuknya infeksi sekunder bakteri atau cendawan. Kondisi ini diikuti dengan sirip yang menguncup dan kerontokan sirip ekor. Dampak dari infestasi parasite ini adalah pertumbuhan yang terganggu dan nafsu makan menurun. Ikan akan menunjukkan perubahan perilaku seperti berkumpul dekat inlet, menggosok-gosokkan tubuh pada benda di sekitarnya dan melompat. [3, 4]. Infestasi parasit ini dapat memicu infeksi sekunder bakteri dan jamur [9]. 

3. Pencegahan dan Pengendalian

Pencegahan dilakukan dengan pengelolaan air mengalir untuk menghindari infestasi dalam jumlah banyak. Disamping itu juga harus dilakukan pengurangan kepadatan [6]. Karena Gyrodactylus menghasilkan “anak”, satu kali penanganan saja sudah cukup [8]

Pengendalian dilakukan dengan cara [5]:

-          Mempertahankan suhu >29oC

-          Pemberian immunostimulan vitamin C secara rutin

-          Mengurangi kadar bahan organik terlarut

-          Meningkatkan frekuensi penggantian air



Referensi

[1] Supian, E.   . Penanggulangan Hama & Penyakit pada Ikan: Solusi Budidaya Ikan yang Sehat dan Menguntungkan. Pustaka Baru Press: Yogyakarta.

[2] Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

[3] Afrianto, E., Evi Liviawaty, Zafran Jamaris, Hendi. 2015. Penyakit Ikan. Penebar Swadaya: Jakarta Timur

[4] Maskur, Mukti Sri Hastuti, Taukhid, Angela Mariana Lusiastuti, M. Nurzain, Dewi Retno Murdati, Andi Rahman, Trinita Debataraja Simamora. 2012. Buku Saku Pengendalian Penyakit Ikan. Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

[5] Meyers, T. Burton, T, Bentz, T. 2008. Common Diseases of Wild and Cultured Fishes in Alaska. Alaska Department of Fish and Game

[6] Baker, D.G (Ed). 2007. Flynn’s Parasites of Laboratory Animals 2nd Edition. Blackwell Publishing: Oxford

[7] Austin, B. Dan Newaj-Fyjul, A. 2017. Diagnosis and Control of Diseases of Fish and Shellfish. John Wiley & Sons

[8] Reed, P., Francis-Floyd., R, Klinger, RE. Monogenean Parasites of Fish. University of Florida

[9] Elseikha, H. dan Patterson, J.S. 2013. Veterinary Parasitology: Self Assessment Color Review. CDC Press

0 komentar:

Posting Komentar