1. Definisi/Faktor Pendukung
Edwardsiella ictaluri. Bakteri ini satu famili dengan Edwardsiella tarda, namun secara serologi keduanya berbeda [1]. Secara bentuk infeksi juga berbeda, E. tarda menimbulkan infeksi pada otot dengan lesi bergas dan bau, sedangkan E. ictaluri menimbulkan infeksi saluran pencernaan [5]. Bakteri E. ictaluri berbentuk batang, berukuran 0,8 x 1-3um, gram negatif [6]. Stress menjadi faktor predisposisi utama bakteri ini [3]. Outbreak berkaitan erat dengan suhu 20-30oC, namun demikian adapula outbreak pada suhu yang lebih rendah. Penyakit ini sering terjadi pada musim semi dan gugur, namun tidak pada musim panas [1]. Dalam sebuah studi pakan di musim dingin oleh Kim dan Lovell (1995) ditemukan bahwa ikan chnnel catfish yang tidak diberi pakan sama sekali pada musim dingin kurang begitu rentan terhadap infeksi E. ictaluri di musim semi dan juga dibandingkan dengan ikan yang diberi pakan lebih sering di musim dingin. Pada studi yang dilakukan oleh Durve dan Lovell (1982) menyatakan bahwa ikan channel catfish yang diberikan pakan kurang vitamin C lebih rentan terhadap serangan Edwardsiella tarda dan E. ictaluri. Pada studi lain oleh Parapatinon dan Lovell (1982) juga menyatakan bahwa ikan channel catfish yang diberi pakan banyak mengandung zinc sulfate lebih rentan terhadap E. ictaluri. [2]
2. Gejala Klinis
Penyakit ini bersifat kronis hingga subakut [2] atau hiperakut hingga kronis [6]. Lesi akut/ septikemia mengikuti alur pencernan dimana bakteri termakan, masuk sirkulasi dan berkoloni pada berbagai organ [7]. Lesi akut ditandai dengan ikan kehilangan nafsu makan, berdiam diri di permukaan air, terkadang terlihat seperti “menggantung” dengan posisi kepala di atas ekor di bawah. Dapat pula terjadi pergerakan spiral dan berenang tidak menentu [1]. Ikan mengalami ascites, eksopthalmia, hemoragi petekie pada kulit bagian ventral, dorsal, flank, rahang bawah, dan operculum, insang pucat, terdapat foki depigmentasi [6,7]. Pemeriksaan internal, rongga peritoneum dipenuhi darah atau cairan bening. Hati mengalami nekrosis, limpa dan ginjal membesar, hemorage petekie juga dapat ditemukan di otot [7]. Lesi kronis (encephalitis) mengikuti alur syaraf dimana bakteri menginfeksi syaraf olfactorius. Bakteri masuk ke dalam saccus olfactorius melalui air, masuk ke hidung, lalu ke syaraf olfactorius dan masuk ke otak, kemudian menyebar ke meninges, tengkorak, dan kulit sehingga muncullah gambaran hole in the head [6, 7]
3. Pencegahan dan Pengendalian
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan meminimalisir stress dan menurunkan kepadatan. Meningkatkan kualitas air, pengeringan, dan disinfeksi ulang pasca panen juga dapat membantu. Pada kasus outbreak, ikan dapat diberikan pengobatan melalui pakan. Antibiotik oksitetrasiklin dan sulfonamide dapat digunakan dalam pakan selama 5 hari [1]. Hawke (1979) menggunakan oxytetrasiklin dalam pakan sebesar 2.5 g/45.4 kg ikan/hari selama 4-5 hari untuk mengurangi infeksi [4]. Bakteri E. ictaluri ini lebih banyak terakumulasi di air dibandingkan di karkas/ daging. Oleh karenanya pengelolaan air yang baik akan sangat membantu pencegahan penyebaran penyakit ini. Upaya pencegahan lainnya adalah dengan melakukan vaksinasi. Ikan yang mati sebaiknya segera disingkirkan dari air kolam sebab adanya kemungkinan ikan yang berpotensi sebagai karier dan juga penularan melalui ikan yang mati [2]. Biasanya outbreak dapat mereda dengan sendirinya ketika suhu air mencapai kisaran optimal. Mengurangi pakan ketika terjadi epidemik dapat menurunkan kerugian namun pertumbuhan ikan akan melambat dan menurunkan keuntungan [7].
Referensi
[1] Schlotffeldt, H.J. Alderman, D.J. , F Baudin-Laurencin., E.M Bernoth., D.W. Bruno., W. Daelman, E. Lorenzen, K.Thorut. 1995 WHAT Should I Do: A Practical Guide for the Fresh Wuter Fish Farmer. European Association of Fish Pathologist
[2] Plumb, J.A dan Hanson, L.A. 2011. Health Maintenance and Principal Microbial Diseases of Cultured Fishes Third Edition. Black and Wiley: Iowa
[3] Australian Government Department of Agriculture, Fisheries and Forestry. 2012, Aquatic Animal Diseases Significant to Australia: Identification Field Guide, 4Th Edition, DAFF, Canberra
[4] Hawke, J.P. (1979) A bacterium associated with disease of pond cultured channel catfish, Ictalurus punctatus. Journal of the Fisheries Research Board of Canada, 36, 1508–1512.
[5] Svobodova, Z. dan Vykusova, B. 1991. Diagnostics, Prevention And Therapy Of Fish Diseases And Intoxications. Research Institute of Fish Culture and Hydrobiology, Vodšany
[6] Raidal, S., Garry Cross, Stan Fenwick, Philip Nicholls, Barbara Nowak, Kevin Ellard, Frances Stephens. 1004. Aquatic Animal Health: Exotic Diseases Training Manual. Murdoch Print: Australia
[7] Noga, E J. 2010. Fish disease : diagnosis and treatment / Second Edition. Blackwell Publishing
0 komentar:
Posting Komentar