Kamis, 13 April 2023

Mycobacteriosis

 1. Definisi/Faktor Pendukung

Mycobacterium marinum, M.fortuitum, M. chelonae. Bakteri ini merupakan bakteri gram positif, berbentuk batang, tahan asam, tidak berspora [1,3]. Adapula yang menyebutkan spesie M. piscium  namun spesies ini dipercaya merupakan M. marinum. Isolat dari M. anabantid dan M. platypoecilus juga  termasuk M. marinum. Tingkat keparahan mycobacteriosis pada ikan bergantung pada usia ikan, status nutrisi, kadar oksigen, dan kepadatan. Lesi kulit oleh kesalahan handling ataupun infestasi parasite dapat menjadi sumber penularan [7]. Kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan bakteri ini antara lain kondisi berawa, kadar oksigen rendah, kadar pH rendah, TOM tinggi, salinitas rendah dan air yang hangat. Mineral zinc dan besi juga dikaitkan dengan peningkatan mycobacterium di lingkungan [5]. Pemberian pakan ikan atau jeroan yang tidak dimasak juga bertanggung jawab terhadap outbreak mycobacteriosis ikan [7]. Penyakit ini juga sering terlihat pada ikan budidaya yang kondisinya di bawah optimal, stress atau sistem imunnya terdepres. Pada infeksi oleh M.chelonae,  sering dikaitkan dengan kondisi yang terlalu padat dan stress [6].

2. Gejala Klinis

Secara umum terlihat adanya anoreksia, emasiasi, deformitas tulang belakang, peradangan kulit, perubahan warna tubuh, eksopthalmia. Perubahan lain berupa luka terbuka,kembung, kerusakan sirip dan ekor, serta lepasnya sisik [1]. Pada ikan muda, infeksi tidak menimbulkan gejala eksternal [5]. Pada ikan dewasa dicirikan dengan tidak menampakka tanda-tanda perkembangan seksual sekunder, pertumbuhan lambat. Perilaku ikan menjadi lamban, berenang di permukaan air dengan posisi kepala mengarah ke atas/ bawah, berputar-putar atau miring-miring [4]. Infeksi yang disebabkan oleh M. marinum tidaklah spesifik. Ikan yang sakit memiliki lesi di bagian anterior kepala, ulcerasi, pembusukan ekor dan sirip, mucus berlebih di permukaan tubuh [6]. 

https://www.vims.edu/research/departments/eaah/programs/projects/myco/index.php

3. Pencegahan dan Pengendalian

Pengobatan sangat sulit dilakukan kecuali dengan memusnahkan serta melakukan disinfeksi secara seksama [1]. Pencegahan dilakukan dengan sanitasi, disinfeksi, dan pemusnahan hewan pembawa. Pencegahan penularan melalui pakan dapat dilakukan dengan pasteurisasi [2]. Disinfeksi dapat menggunakan  10000ppm klorin atau alcohol 60-80% [3]. Meskipun etanol, benzyl-4-chlorophenol-phenylphenol (Lysol) dan sodium chlorite dapat membunuh M. marinum secara cepat di air, bahan lain seperti N-alkyl dimethyl benzyl ammonium chloride dan potassium peroxymonosulphate (Virkon) tidak efektif setelah penggunaan jangka panjang. Sodium hipoklorit cukup efektif mensterilkan, dengan waktu kontak lebih dari 10 menit [8].

Apabila telah terjadi infeksi, tindakan pengobatan dapat menggunakan terramycine yang dicampur ke dalam pakan. Dosis yang diberikan 5-7,5 g/ 100kg ikan/ hari selama 5-15 hari [4]. Rifampicin, Streptomycine, dan Erythromycine efektif untuk mengobati Mycobacterium spp pada yellowtail  (Seriolla quinqueradiata).  Ethambutol, isoniazid, dan / rifampicin terkadang digunakan untuk specimen bernilai tinggi di akuarium [8].


Referensi

[1] Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada Press: Yogyakarta

[2] Lio-Po. G.D. dan Inui, Y. 2014. Health Management in Aquaculture Second Edition. Southeast Asian Fisheries Development Center, Aquaculture Department

[3] Rodger, H.D. 2010. 2010 Fish Disease Manual. Marine Institute

[4] Afrianto, E., Liviawaty, E., Zafran Jamaris., Hendi. 2015. Penyakit Ikan.  Penebar Swadaya: Jakarta

[5] Floyd, R.F., Dipl, Yanong, R. 1999. Mycobacteriosis in Fish.  University of Florida

[6] Bercovier, H. dan Vincent, V. 2001. Mycobacterial infections in domestic and wild animals due to Mycobacterium marinum, M. fortuitum, M. chelonae, M. porcinum, M. farcinogenes, M. smegmatis, M. scrofulaceum, M. xenopi, M. kansasii, M. simiae and M. genavense. Rev. sci. tech. Off. int. Epiz., 2001,20 (1), 265-290

[7] Bragg, R.R., Hildegard, F.A.K., Huchzermeyer, Monica A.M. Hanis.1990. Mycobacterium fortuoitum Isolated from Three Species of Fish in South Africa. Onderstepoort J. vet. Res., 57, 101-102 (1990)

[8] Gauthier, D.T., dan Rhodes, M.W. 2009. Mycobacteriosis in fishes: A review. The Veterinary Journal 180 (2009) 33–47 doi:10.1016/j.tvjl.2008.05.012a


0 komentar:

Posting Komentar